Mbah Tjasmih (67 tahun) biasa disapa, seorang lansia dengan kanker di sebelah matanya yang hampir memakan seluruh wajahnya. Hari Sabtu 23 Agustus 2025 tim Yayasan AMI Bakti mengunjungi nenek Tjasmih di rumahnya dengan membawa paket sembako untuk kebtuhan harian, biaya berobat dan biaya hidup.
Melalui Yayasan Ami Bakti para donatur memberikan donasinya kepada Mbah Tjasmih.
“ Terimakasih orang baik telah membantu saya, selama ini hanya hidup seadanya, jangankan berobat. untuk makan saja sulit” cerita mbah.
Fenomena lansia yang hidup dalam kemiskinan di Indonesia terjadi karena kombinasi berbagai faktor, termasuk rendahnya akses terhadap jaminan sosial dan pensiun, dominasi pekerjaan di sektor informal yang rentan dan berupah rendah, serta beban tanggung jawab lansia yang masih menjadi kepala rumah tangga. Tingginya persentase lansia di sektor pertanian juga berkontribusi terhadap kemiskinan karena pendapatan yang minim dan jam kerja yang panjang, sehingga memerlukan intervensi kebijakan yang kuat untuk meningkatkan kesejahteraan mereka.
Dasar inilah yang membuat Yayasan Ami Bakti konsen dalam penanganan lansia terutama di Kabupaten Bantul dan DIY.
“Saat ini dampingan lansia yayasan ada sekitar 50 orang tersebar di beberapa wilayah, dengan latar belakang yang hampir sama yaitu terlantar” ujar Pembina Yayasan Bernardheta Sri Ambarsari, S.H.
Yayasan Amartha Indotama Bakti Pertiwi akan terus melanjutkan visi dan misinya sebagai mitra pemerintah terkhusus dinas sosial, kami mohon dukungan dan peran serta pemerintah dalam visi kami ini, segala perijinan dan hal yang menyakut birokrasi tolong dipermudah” pungkasnya
